Inventori atau stok dalam sebuah toko merupakan sesuatu yang penting. Banyak pedagang atau pemilik toko hanya sekadar menjual produk tanpa memikirkan masalah inventori.
Toko yang tidak pintar dalam mengatur stok bisa berakibat dua hal. Terlalu banyak memesan barang yang kurang laku dijual sehingga barang menumpuk, atau terlalu sedikit memesan barang yang laku dijual sehingga barang kosong di gudang. Terlalu banyak barang yang menumpuk juga bisa membuat biaya inventori membengkak. Apalagi beberapa jenis bahan bangunan tidak bisa disimpan terlalu lama. Akibatnya barang tersebut tidak bisa dijual karena pelanggan tentunya tidak mau membeli barang yang sudah rusak.
Oleh karena itu jangan pernah mengabaikan pengaturan inventori. Sebanyak apapun jenis barang yang dijual, asalkan bisa dikelola dengan baik inventorinya, tidak akan membuat gudang Anda penuh.
Anda perlu melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan tersebut meliputi jenis dan jumlah produk yang dijual serta estimasi berapa besar stoknya. Anda tentu juga harus memperhitungkan seberapa besar kemampuan gudang Anda menyimpan barang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah yang layak untuk dijadikan stok antara 40 sampai 60 persen dari total produk yang dijual. Namun tentu saja Anda harus memperhitungkan kapasitas gudang Anda. Kalaupun gudang Anda kurang besar, Anda harus cerdik dalam mengatur keluar masuknya barang. Jumlah kunjungan agen atau supplier menjadi faktor yang ikut menentukan dalam ketersediaan stok. Semakin jarang agen berkunjung membuat stok barang mudah menipis.
Khususnya untuk toko-toko yang berada di pelosok, agen relatif agak jarang berkunjung. Oleh karena itu Anda harus mampu membuat perhitungan yang tepat agar tidak terjadi kekosongan di toko Anda.
Dalam mengatur inventori sudah pasti Anda harus mengetahui mana barang yang laku dijual dengan cepat, mana yang agak lambat dan mana yang tidak laku dijual. Dalam dunia ritel dikenal istilah Inventory Turn Over (ITO) yaitu perputaran stok/barang dagangan. Semakin tinggi ITO, semakin cepat perputaran barang dan semakin laku barang Anda. Pilihlah barang-barang yang laku dan kurang laku berdasarkan ITO. ITO yang tinggi membutuhkan tempat yang lebih mudah diambil. Kalau tidak, Anda harus sering-sering mengatur isi gudang untuk mengambil stok yang ada. Hal ini tentunya menghabiskan waktu. Dalam inventori juga dikenal istilah FIFO-LIFO, yakni pilihan apakah Anda menganut sistem First in First Out (Barang yang pertama masuk – pertama keluar) atau Last in First Out (Barang yang terakhir masuk keluar duluan). Hal ini menyangkut penempatan barang di gudang, mana yang ada di depan dan di belakang. Urusan inventori memang bukan hal yang mudah.
Barang mudah sekali hilang atau tidak jelas keluar-masuknya karena Anda tidak memiliki sistem inventori yang tepat. Oleh karena itu, bantuan komputer akan sangat membantu dan mempermudah Anda mengatur inventori. Jangan sekadar
mengandalkan buku catatan.
Toko yang tidak pintar dalam mengatur stok bisa berakibat dua hal. Terlalu banyak memesan barang yang kurang laku dijual sehingga barang menumpuk, atau terlalu sedikit memesan barang yang laku dijual sehingga barang kosong di gudang. Terlalu banyak barang yang menumpuk juga bisa membuat biaya inventori membengkak. Apalagi beberapa jenis bahan bangunan tidak bisa disimpan terlalu lama. Akibatnya barang tersebut tidak bisa dijual karena pelanggan tentunya tidak mau membeli barang yang sudah rusak.
Oleh karena itu jangan pernah mengabaikan pengaturan inventori. Sebanyak apapun jenis barang yang dijual, asalkan bisa dikelola dengan baik inventorinya, tidak akan membuat gudang Anda penuh.
Anda perlu melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan tersebut meliputi jenis dan jumlah produk yang dijual serta estimasi berapa besar stoknya. Anda tentu juga harus memperhitungkan seberapa besar kemampuan gudang Anda menyimpan barang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah yang layak untuk dijadikan stok antara 40 sampai 60 persen dari total produk yang dijual. Namun tentu saja Anda harus memperhitungkan kapasitas gudang Anda. Kalaupun gudang Anda kurang besar, Anda harus cerdik dalam mengatur keluar masuknya barang. Jumlah kunjungan agen atau supplier menjadi faktor yang ikut menentukan dalam ketersediaan stok. Semakin jarang agen berkunjung membuat stok barang mudah menipis.
Khususnya untuk toko-toko yang berada di pelosok, agen relatif agak jarang berkunjung. Oleh karena itu Anda harus mampu membuat perhitungan yang tepat agar tidak terjadi kekosongan di toko Anda.
Dalam mengatur inventori sudah pasti Anda harus mengetahui mana barang yang laku dijual dengan cepat, mana yang agak lambat dan mana yang tidak laku dijual. Dalam dunia ritel dikenal istilah Inventory Turn Over (ITO) yaitu perputaran stok/barang dagangan. Semakin tinggi ITO, semakin cepat perputaran barang dan semakin laku barang Anda. Pilihlah barang-barang yang laku dan kurang laku berdasarkan ITO. ITO yang tinggi membutuhkan tempat yang lebih mudah diambil. Kalau tidak, Anda harus sering-sering mengatur isi gudang untuk mengambil stok yang ada. Hal ini tentunya menghabiskan waktu. Dalam inventori juga dikenal istilah FIFO-LIFO, yakni pilihan apakah Anda menganut sistem First in First Out (Barang yang pertama masuk – pertama keluar) atau Last in First Out (Barang yang terakhir masuk keluar duluan). Hal ini menyangkut penempatan barang di gudang, mana yang ada di depan dan di belakang. Urusan inventori memang bukan hal yang mudah.
Barang mudah sekali hilang atau tidak jelas keluar-masuknya karena Anda tidak memiliki sistem inventori yang tepat. Oleh karena itu, bantuan komputer akan sangat membantu dan mempermudah Anda mengatur inventori. Jangan sekadar
mengandalkan buku catatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar